Jalan Bahagia copy ts facebook ( facebook.com/sulistiyonoae.sulistiyonoae )

Aku didalammu, dan kamu didalamKu.

Mungkin ini ts saya yang terakhir yang  membahas Jalan Kesempurnaan.

Tuhan itu tidak terikat dengan ruang dan waktu. Beda dengan raga kita. Kalau kita itu terikat dengan ruang dan waktu sehingga sanggat rapuh dan ada jangka waktu kehidupan. Lalu apa bisa kita lepas dari keterikatan ruang dan waktu? Sakyamuni Sebagai Guru Maha Bijaksana sudah membuktikannya. Berati kita pun bisa. Keaadaran Kebuddhaan, adalah jalan kebahagiaan. Apa sih jalan kebuddhaan? Setiap manusia memiliki benih kebuddhaan ( kecenderungan berbuat baik ) / sifat - sifat ketuhanan kalau Tuhan itu Maha tapi kalau kita tidak. Cuma itu bedanya..

Kita memiliki kecenderungan berbuat baik karena didalam kita ada Tuhan. ( Allah meniupkan Ruhnya pada lumpur itu dan hiduplah Adam ). Lalu bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan yang Ada didalam diri kita? Rasa sejati atau Intuisi atau Insinght adalah bahasa Hati, bahasa Tuhan untuk menasehati ego atau angan - angan kita.

Jangan merasa berIman kalau belum bisa peka Rasa. Buktikanlah keberadaan Tuhan itu, jangan cuma ikut - ikutan. Iman yang cuma ikut - ikutan itu palsu, temukanlah yang sejati. Dialah yang Maha Kekal dan Maha Bijaksana, Dialah Yang Dikenal Sebagai Dewa Ruci dalam lakon Bima Suci, Dialah Guru Sejati yang dapat membimbing kita mencapai Puncak Kebahagiaan Sejati, Dialah Buddha.

Yang disebut Manunggale Kawula Gusti itu ya seperti itu, sebenarnya cuma patuhnya raga terhadap Dawuh'e Urip. Tapi pencapaian Makrifat BiIllah itu harus terbuka hijabmu dulu.
Apa sih Hijab itu?
Hijab itu adalah yang menghalangi Rasa Sejati. Sering disebut Berhala Hati, pejalan Sufi pasti paham. Berhala itu adalah rasa Sombong dan rumongso biso, Kemunafikkan, kebohongan, Kebencian, rasa Takut, Amarah, Hawa Nafsu dan Sifat iri dengki. Maka lenyapkanlah berhala itu dari Hatimu agar Tuhan Merahmatimu.