Ngobrol dengan Raja Jin

Ketika Senja tiba, dalam diamku sesembari meneguk kopi hitam kental manis. Tiada hujan tiada angin, secara ujuk - ujuk Sang Raja Jin Nongol di depanku. Sambil senyum manis Beliau menyapaku, " Kenapa Lis kok diam melulu nggak seperti biasanya? " sapa Raja Jin. Sontak saya kaget, lha wong tiada hujan tiada angin kok tiba - tiba mak bedunduk di depan saya. " Gini lho Mbah, sejak saya kenal panjenengan kok banyak banget Jin - jin yang perwujudannya menakutkan menghampiriku, apakah karena mereka tau kalau saya ini penakut ya.. " tanyaku kepada Raja Jin.
Sambil senyum bahkan ketawa - ketawa kecil beliau menjawab, " Hehehe.. tidak begitu lis, mereka itu tidak ingin menakutimu. Tapi mereka itu pengen mengenal manusia yang Namanya Sulistiyono yang menjadi sahabatku.. hahaha..
" Waduh.. " saya kaget.. " lha kok mukanya horor - horor sih, nggak kayak panjenengan? " lanjut saya bertanya.
" Gini ya lis, mereka itu Jin pekerja. Mereka itu tunduk dan patuh pada saya, nah karena mereka patuh maka saya Akali saja mereka, agar mereka membayar upeti Tahunan kepada Saya.
Nah, dari upeti itu saya gunakan untuk membayar Jin Perias untuk mendandani ku. Bukan hanya itu saya bisa makan enak dan tidur nyenyak dari kerja keras mereka. Sedangkan mereka sebagai Rakyat Jin saya paksa mereka untuk bekerja keras dengan kata - kata saya yang manis ini 😊. Hehehe.. karena gaji mereka dari Pabrik mepet ya cuma cukup untuk makan anak dan Istri mereka plus bayar upeti ke Kerajaan Jin. Jadi mereka jelek - jelek itu karena nasipnya malang, tidak bisa berdandan seperti Kami, kaum elit Al -Jin.. hahaha "
Sontak saya bicara dalam hati, " Weh.. Raja Jin Jancuk iki.. "
Tiba - tiba Raja Jin nempeleng kepala saya sambil bicara, " Jancuk - jancuk gundulmu kuwi.. ".  " Weleh, bisa baca pikiranku to mbah? " tanyaku.
" Ya bisa lah, saya kan Jin, bahasaku lebih halus dari bahasa mulut manusia. Jadi Jin itu bisa tau apa isi hatimu, oh.. mungkin Rakyat jin ada yang marah karena kamu membatin kalau mereka tampangnya jelek - jelek. Hahaha.. hati - hati aja lis, nanti kamu akan di takuti mereka lha wong kamu menghina mereka.. " saut Raja Jin sambil Menghilang perlahan dari hadapan saya.
Tak sadar kopi saya sudah dingin, sang Jin yang telah pergi membawa keheningan kembali ke tempat saya melamun. Tiba - tiba saya teringat kata Raja Jin tentang Ngambeknya Rakyat Jin yang telah aku hina.. 😂😂..
Au ah Gelap.. batinku sembari meneguk kopi yang telah dingin.

Comments

Popular posts from this blog

kelas wifi dan kelas ip cah tkj

Wahyu Topeng Waja

Media dan Politik BAJINGAN