Pencari Pencerahan
Kehidupan, perjalanan penuh penderitaan. Yah bisa dikatakan seperti itu, sejak lahir memang cuma pendetaan. Bagaimana tidak, sakit adalah penderitaan. Ketika anak kecil merasakan sakit ia akan menangis. Bayi jebrol kedunia langsung menangis, langsung menderita toh? Ketika haus leher sakit, kalau lapar perut sakit, bukankah ini juga penderitaan. Maka pantaslah bila Dunia ini disebut ladang penebusan, ladang menanam, karena cuma penderitaan yang ada. Tidak punya uang pusing, menderita. Ditinggalkan orang yang dicinta sedih, menderita. Tapi inilah keuntungan manusia, semakin banyak penderitaan maka semakin banyak karma buruk yang dilenyapkan. Perbuatan baik langsung dapat pahala. Semakin menahan diri agar tidak nyemplung dalam kehidupan manusia yang pelik dan rumit yang menyebankan manusia lupa atas kesejatian, orang itu makin dipojokkan di anak tirikan di masyarakat.. sungguh menderita, namun ini keuntungannya dengan ketabahan dan menahan diri membawa kita memiliki kesadaran yang semakin baik. Memang prosesnya sakit, sakit sekali.. harus bisa melepas keterikatan batin dulu, tidak merasa berhak apapun atas dunia ini. Menyadari tempat kita yang sejati bukan di Bumi ini, bukan pula neraka yang lebih menderita lagi, ataupun bukan Surga yang penuh suka - suka bin foya - foya..
Jalan kebijaksanaan akan membawa kita memahami asal kita sebenarnya dan bisa kembali ke asal muasal kita. Lalu ciri orang bijaksana itu seperti apa? Cirinya nggak jauh beda sama orang gila, tapi tidak gila. Karena orang bijaksana tidak pernah sakit hati dibilang di caci bagaimanapun, orang bijaksanan juga tidak terikat oleh dunia materi yang telah mereka sadari bahwa dunia ini semu, dunia ini fana, dunia ini hanya citra palsu dari kesejatian. Ketika di caci apapun beliau yang bijak tidak pernah marah karena ia sadar bahwa diri merka sejatinya memang bodoh, bebal, namun karunia Tuhanlah yang membuatnya memperoleh pencerahan atas keadaan yang sejati. Orang bijaksana juga cenderung tidak suka berdebat, ketika ada orang yang memaksanya berdebat malah ia arahkan ke arah guyonan, dengan dia mengalah dan memanfaatkan kebodohan dirinya sendiri. Sebenarnya orang bijaksana itu ketika di caci dan di hina, Ia malah kasian sama orang yang mencaci beliau, kasian sekali orang - orang yang gelap hatinya dan ditunggangi egonya. Orang bijaksana mengharapkan setiap orang terselamatkan, tidak lagi rebutan bener tapi menjadi pribadi yang selalu laku pener. Tepat atas setiap tindakannya. Ketika orang memperoleh pencerahan secara otomatis dia akan berangsur - angsur baik tanpa dipaksa dan tanpa ditakut - takuti, dan inilah yang mahal dan susah didapatkan. Cinta kasih otomatis muncul, bahkan tanpa ia fikirkan. Hati mulai melihat kebenaran dan topeng kepalsuan tidak berfungsi bagi orang yang memahami keaejatian. bisa dikatakan ia tau isi hati setiap orang, namun hebatnya mereka, mereka tetap diam dan tersenyum meski ada yang punya niatan buruk pada mereka.
Lalu bagaimana jalan menjadi bijak?
Just be your self. Jadilah diri sendiri, lepaskan topeng kepalsuan, tidak perlu memaksa diri jadi orang baik karena malah membawa kita kearah kepalsuan yang lebih dalam dan membawa kita menjadi pribadi yang tinggi hati, haus akan pengakuan dan pujian. Ini harus dilenyapkan.. menyadari keburukan dan berniat memperbaikinya tanpa perlu ditutupi lagi. Tidak ada lagi Aib bagi pencari pencerahan sempurna.
Udah ah capek ngetiknya.
Comments
Post a Comment
terimakasih atas kunjungan dan komen anda