INTI HUKUM TAURAT DAN KITAB SEGALA NABI: KASIH
Syukurlah bahwa dewasa ini hanya tinggal sedikit orang yang belum
tahu apa ajaran Yesus yang paling dominan dan menyentuh, yaitu KASIH!
Tidak heran kristianitas disebut orang sebagai agama kasih. Namun kita
harus mengakui bahwa semua agama dunia memang mengajarkan kasih. dan
Allah- nya tentu mengasihi dan menyayangi pula umatNya. Tetapi tidak
banyak orang yang tahu akan perbedaan keduanya, lalu cenderung
menyama-ratakannya.
Beda kasih Tuhan yang satu dengan yang lainnya
“Kasih-Tuhan-Alkitab” adalah hakekatNya sendiri, sementara “Kasih-Allah dalam agama lain”, adalah apa yang dilakukan Allahnya! Yang satu merupakan essensi-kasih, yang lain berupa aktifitas-mengasihi!
Itu sebabnya Kasih Tuhan Alkitab adalah kasih yang tidak bersyarat (unconditionallove), sementara kasih Allah lain adalah mengasihi (loving) -atau lebih tepat, mengasihani-manusia dalam syarat-syaratNya.
Karena hakekat Tuhan adalah kasih, maka kasih harus mengisi seluruh “ruang-lingkup” keberadaan Tuhan, artinya la berada dalam total domain kasih: yaitu mengasihi seluruh manusia. dan menuntut dikasihi balik oleh setiap manusia, seraya mengharuskan terjalinnya kasih diantara semua sesama manusia pula! Dan itulah yang digoreskan oleh Tuhan dalam Taurat, untuk diteruskan dan dihafal turun temurun. seper.: yang tercantum dalam Ulangan 6:5 dan lmamat 19:18. Dan terhadap kedua hukum ini, Yesus meletakkan konfirmasiNya sebagai Hukum yang Terutama dari segala hukum, “Kasihilah Tuhan. Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22: 37-40).
Sekali diturunkan, hukum-kasih ini sudah ditakdirkan bersifat kekal, tidak terhilangkan.
Bacalah bagaimana perintah Tuhan untuk mengamankan kekekalannya, sbb:
“Apa yang ku (Musa) perintahkan kepadamu hari ini (Hukum Kasih), Haruslah engkau perhatikan, Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
Dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu.
Apabila engkau sedang dalam perjalanan, Apabila engkau berbaring
Dan apabila engkau bangun.
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu
Dan haruslah itu menjadi lambang didahimu
Dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu, Dan pada pintu gerbangmu.”
Kristianitas mengimani bahwa KASIH dalam Hukum Yang Terutama ini adalah unsur yang paling luhur, tidak terhapuskan, dan tidak akan berkesudahan sekalipun unsur lainnya boleh lenyap. Disorga, kita akan hidup berketerusan dalam transendental kemuliaan. kasih kepada Tuhan dan sesama persaudaraan. Yesus menegur keras orang yang menafsirkan kehidupan disurga seolah seperti didunia saja. Padahal status dan relasi (termasuk sex) suami-isteri di bumi. dan apa saja dari unsur-unsur bumi itu tak satupun yang dapat dibawa-bawa untuk diteruskan kesorga! Yesus mendamprat sekaligus menelanjangi orang-orang yang telah berani berspekulasi tentang “muatan sorga” yang diduniakan: “Kamu sesat. sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat disorga” (Matius 22: 29.30).
Sex, gender, status suami-isteri, relasi famili, dan lain-lain unsur dunia sungguh akan tamat dan tidak dapat diteruskan disorga! Semua itu dilenyapkan pada Hari Tuhan. Tata hubungan setiap manusia yang berasal daripadaNya harus dikembalikan kepada asalnya. Kehidupan sorgawi harus dipusatkan kepada Pusat kehidupan, yaitu Diri Allah sendiri. Setiap anggapan atau ajaran yang mencoba meneruskan relasi-duniawi kedalam Kerajaan Sorgawi (dengan kelompok-keluarga yang berbeda kedekatan relasinya), telah di-cap oleh Yesus sebagai pandangan yang sesat. Dan siapakah yang lebih tahu daripada Yesus mengenai keberadaan dan muatan sorga? “Tidak ada seorangpun yang telah naik kesorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Yesus)” (Yohanes 3:13).
Banyak dongeng yang dikisahkan orang-orang dunia tentang alam akhirat dan sorga. namun hanya Yesus-lah yang berotoritas mengungkapkan semua ini, karena kemaha-tahuan dan asalNyaImAlkitab memang menerangkan kepada kita apa-apa yang bukan, dan apa-apa yang tetap menjadi muatan sorga:
• “Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu (1 Korintus 7:31).
• “Pada hari itu (kiamat) langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangu dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada diatasnya akan hilang lenyap” (2 Petrus 3: 10).
• “Kasih tidak berkesudahan: nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; en etahuan akan lenyap” (1 Korintus 13:8),
• “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam diatas puji-pujian orang Israel.. .” (Mazmur 22:4).
• “Siapakah yang tidak takut ya Tuhan. dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus: karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau ….. (Wahyu15:4).
Jadi, semua yang berasal dari dunia akan lenyap, bahkan juga seperangkat komunikasi dari Allah kepada manusia (atau sebaliknya) akan lenyap, yaitu nubuat dan bahasa roh dan pengetahuan. Hal ini terjadi karena pada Hari Tuhan semua masalah menjadi terbuka, tak ada yang tersembunyi lagi:
“Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui” (Matius 10:26). Namun Kasih, Persekutuan (Israel baru), Puji-pujian dan Penyembahan, Kemuliaan/keagungan Allah tinggal kekal tak berkesudahan.
Sekarang, bila sedemikian be ar maknanya, luhurnya, dan kekalnya Kasih ini (Hukum Yang Terutama) sehingga ia harus menjadi tanda dan lambang bagi hukum Tuhan, maka siapakah yang percaya bahwa ayat-ayat dalam Hukum Yang Terutama ini bukan aslinya dari Tuhan? Malaikat, Nabi, dan manusia manakah yang tidak menyetujui ayat tersebut? Atau adakah manusia yang mampu menemukan -dari segenap khasanah kitab-kitab Allah-ayat tandingan yang lebih luhur dan mulia daripada ayat tersebut? Sungguh mustahil ada “ayat manusia” yang mampu disandingkan dengan kemuliaanNya!
Rumus Kebenaran
Bila demikian halnya, maka kita cenderung berkesimpulan dalam satu perumusan baku, bahwa sebuah Kitab Suci yang datangnya asli dari Tuhan haruslah, wajiblah, tidak bisa tidak bermuatan kasih, yaitu dengan mengekalkan Hukum Kasih Yang Terutama itu!!
sumber:http://tahtakristen.wordpress.com
Beda kasih Tuhan yang satu dengan yang lainnya
“Kasih-Tuhan-Alkitab” adalah hakekatNya sendiri, sementara “Kasih-Allah dalam agama lain”, adalah apa yang dilakukan Allahnya! Yang satu merupakan essensi-kasih, yang lain berupa aktifitas-mengasihi!
Itu sebabnya Kasih Tuhan Alkitab adalah kasih yang tidak bersyarat (unconditionallove), sementara kasih Allah lain adalah mengasihi (loving) -atau lebih tepat, mengasihani-manusia dalam syarat-syaratNya.
Karena hakekat Tuhan adalah kasih, maka kasih harus mengisi seluruh “ruang-lingkup” keberadaan Tuhan, artinya la berada dalam total domain kasih: yaitu mengasihi seluruh manusia. dan menuntut dikasihi balik oleh setiap manusia, seraya mengharuskan terjalinnya kasih diantara semua sesama manusia pula! Dan itulah yang digoreskan oleh Tuhan dalam Taurat, untuk diteruskan dan dihafal turun temurun. seper.: yang tercantum dalam Ulangan 6:5 dan lmamat 19:18. Dan terhadap kedua hukum ini, Yesus meletakkan konfirmasiNya sebagai Hukum yang Terutama dari segala hukum, “Kasihilah Tuhan. Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22: 37-40).
Sekali diturunkan, hukum-kasih ini sudah ditakdirkan bersifat kekal, tidak terhilangkan.
Bacalah bagaimana perintah Tuhan untuk mengamankan kekekalannya, sbb:
“Apa yang ku (Musa) perintahkan kepadamu hari ini (Hukum Kasih), Haruslah engkau perhatikan, Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
Dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu.
Apabila engkau sedang dalam perjalanan, Apabila engkau berbaring
Dan apabila engkau bangun.
Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu
Dan haruslah itu menjadi lambang didahimu
Dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu, Dan pada pintu gerbangmu.”
Kristianitas mengimani bahwa KASIH dalam Hukum Yang Terutama ini adalah unsur yang paling luhur, tidak terhapuskan, dan tidak akan berkesudahan sekalipun unsur lainnya boleh lenyap. Disorga, kita akan hidup berketerusan dalam transendental kemuliaan. kasih kepada Tuhan dan sesama persaudaraan. Yesus menegur keras orang yang menafsirkan kehidupan disurga seolah seperti didunia saja. Padahal status dan relasi (termasuk sex) suami-isteri di bumi. dan apa saja dari unsur-unsur bumi itu tak satupun yang dapat dibawa-bawa untuk diteruskan kesorga! Yesus mendamprat sekaligus menelanjangi orang-orang yang telah berani berspekulasi tentang “muatan sorga” yang diduniakan: “Kamu sesat. sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat disorga” (Matius 22: 29.30).
Sex, gender, status suami-isteri, relasi famili, dan lain-lain unsur dunia sungguh akan tamat dan tidak dapat diteruskan disorga! Semua itu dilenyapkan pada Hari Tuhan. Tata hubungan setiap manusia yang berasal daripadaNya harus dikembalikan kepada asalnya. Kehidupan sorgawi harus dipusatkan kepada Pusat kehidupan, yaitu Diri Allah sendiri. Setiap anggapan atau ajaran yang mencoba meneruskan relasi-duniawi kedalam Kerajaan Sorgawi (dengan kelompok-keluarga yang berbeda kedekatan relasinya), telah di-cap oleh Yesus sebagai pandangan yang sesat. Dan siapakah yang lebih tahu daripada Yesus mengenai keberadaan dan muatan sorga? “Tidak ada seorangpun yang telah naik kesorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia (Yesus)” (Yohanes 3:13).
Banyak dongeng yang dikisahkan orang-orang dunia tentang alam akhirat dan sorga. namun hanya Yesus-lah yang berotoritas mengungkapkan semua ini, karena kemaha-tahuan dan asalNyaImAlkitab memang menerangkan kepada kita apa-apa yang bukan, dan apa-apa yang tetap menjadi muatan sorga:
• “Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu (1 Korintus 7:31).
• “Pada hari itu (kiamat) langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangu dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada diatasnya akan hilang lenyap” (2 Petrus 3: 10).
• “Kasih tidak berkesudahan: nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; en etahuan akan lenyap” (1 Korintus 13:8),
• “Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam diatas puji-pujian orang Israel.. .” (Mazmur 22:4).
• “Siapakah yang tidak takut ya Tuhan. dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus: karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau ….. (Wahyu15:4).
Jadi, semua yang berasal dari dunia akan lenyap, bahkan juga seperangkat komunikasi dari Allah kepada manusia (atau sebaliknya) akan lenyap, yaitu nubuat dan bahasa roh dan pengetahuan. Hal ini terjadi karena pada Hari Tuhan semua masalah menjadi terbuka, tak ada yang tersembunyi lagi:
“Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui” (Matius 10:26). Namun Kasih, Persekutuan (Israel baru), Puji-pujian dan Penyembahan, Kemuliaan/keagungan Allah tinggal kekal tak berkesudahan.
Sekarang, bila sedemikian be ar maknanya, luhurnya, dan kekalnya Kasih ini (Hukum Yang Terutama) sehingga ia harus menjadi tanda dan lambang bagi hukum Tuhan, maka siapakah yang percaya bahwa ayat-ayat dalam Hukum Yang Terutama ini bukan aslinya dari Tuhan? Malaikat, Nabi, dan manusia manakah yang tidak menyetujui ayat tersebut? Atau adakah manusia yang mampu menemukan -dari segenap khasanah kitab-kitab Allah-ayat tandingan yang lebih luhur dan mulia daripada ayat tersebut? Sungguh mustahil ada “ayat manusia” yang mampu disandingkan dengan kemuliaanNya!
Rumus Kebenaran
Bila demikian halnya, maka kita cenderung berkesimpulan dalam satu perumusan baku, bahwa sebuah Kitab Suci yang datangnya asli dari Tuhan haruslah, wajiblah, tidak bisa tidak bermuatan kasih, yaitu dengan mengekalkan Hukum Kasih Yang Terutama itu!!
sumber:http://tahtakristen.wordpress.com
Comments
Post a Comment
terimakasih atas kunjungan dan komen anda