makrifat
![Image](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDO5w4VPBezrDlsu8sT-UEcfQ2Oe1PNYe45nelJ3aKUYP-V1253uVOBqfVraKq72850eXdAG9LYvL9PrD3yJkwEAZZvCe-SALIAeN-cnCid3rIGaTvqKW6Gd5KjHNLQsc7NnGsB35IEF0/s400/unnamed.jpg)
Tubuh tidak menerima lebih dari satu bentuk. Andai tubuh harus menerima bentuk lain, maka bentuk yang sebelumnya harus dilepaskannya. Prinsip ini juga berlaku untuk semua benda. Namun bagi jiwa, sementara satu bentuk terterakan padanya, bentuk-bentuk lain yang sepenuhnya berbeda dapat pula diterakan padanya tanpa menghapus bentuk yang pertama. Setiap benda jasadi hanya dapat menerima bentuk-bentuk terbatas, sedangkan jiwa mampu menerima bentuk-bentuk tak terbatas. Karena itulah jiwa memiliki eksistensi non-jasadinya sendiri, dan tak dapat punah. Jiwa tidak merosot atau hancur bersamaan dengan merosot atau hancurnya tubuh, atau setelah berpisah dari tubuh. Jiwa berada di alam yang berbeda. Tidak ada kematian atau kepunahan bagi jiwa. Untuk pemahaman hakiki melalui pintu makrifat tidaklah dapat ditelusuri melalui penalaran akal, melainkan sangat bergantung pada upaya pencapaian kondisi kemampuan menerima makrifat itu sendiri. Karena makrifat adalah anugerah Tuhan bagi seorang hamba ...